Menjadi guru bukanlah pengorbanan.
Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu dan bapak guru telah memilih jalan
terhormat, memilih hadir bersama anak-anak kita, bersama para pemilik masa
depan Indonesia, demikian ungkapan Anies Baswedan dalam suatu pidato saat
memperingati Hari Guru Nasional. Intinya beliau ingin mengatakan bahwa masa
depan Indonesia berada ditangan Guru.
Guru
merupakan profesi mulia. Semua berawal dari seorang guru, karena ditangan gurulah
seperti apa kehidupan anak didik kedepannya. Kalau guru mengajarkan sebuah
kesalahan maka akan salahnya kehidupan anak didiknya, tetapi jika guru
mengajarkan kebenaran maka akan lahir generasi-generasi emas masa depan dan
sekaligus itu menjadi amal sholeh bagi guru itu sendiri.
Oleh
karena itu ketika berbicara generasi masa depan, maka hal terpenting yang
menjadi pekerjaan rumah kita hari ini adalah menciptakan guru emas masa depan
tersebut. Guru yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi siswa-siswinya, guru
yang tidak sekedar bisa mengajar tetapi bisa menjadi motivator. Guru yang tidak
hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi guru yang mampu mendidik dengan
contoh dan keteladanan yang mulia.
Guru
emas masa depan adalah guru yang bisa melahirkan generasi-generasi emas yang
bercirikan sehatnya aqidahnya, benarnya ibadahnya, bagusnya akhlaqnya, luasnya
wawasan dan ilmunya serta kuatnya fisiknya. Pendidikan dan pengajaran yang
memadukan kelima unsur diataslah yang dituntut kepada seorang guru untuk mencetak
dan melahirkan generasi-generasi emas masa depan, sebagaimana generasi-generasi
emas yang pernah lahir dirahim ummat ini yaitu generasi terbaik (Khaira Ummah),
generasi sabahat para salafussholeh.
Untuk
mewujudkan generasi-generasi emas yang bercirikan salimul aqidah, shohihul
ibadah, matinul khuluq, mutsaqaful fikri dan qawiyul jismi, maka tentu saja
gurulah yang pertama harus memiliki kelima hal tersebut. Sebagaimana Rasulullah
saw sang teladan kita semua, menjadi teladan dan contoh bagi generasi sahabat
dan tentu saja bagi kita semua hari ini.
Tentu
saja mewujudkan generasi emas tidak bisa hanya dengan modal kecerdasan
intelektual semata, hanya transfer ilmu kepada murid-muridnya, melainkan harus
dengan keteladanan dan nilai-nilai yang sudah menjadi kharakter dalam diri
seorang guru tersebut. Guru hebat itu guru yang juga terus belajar dan
memperbaiki diri sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran ….karena kamu mengajarkan kitab dan karena
kamu mempelajarinya (QS.Ali Imran : 79).
Generasi
emas itu tentu saja akan lahir dari kharakter gurunya, bukan saja dari keluasan
ilmu gurunya. Oleh karenanya menjadi guru emas tentu saja harus menjadi
prioritas bagi seorang guru agar dia bisa melakukan transfer secara menyeluruh
(mutakamil) kepada peserta didiknya,
sebagaimana sebuah ungkapan mengatakan : Jika kamu tidak memiliki maka mana
mungkin akan bisa memberi.
Maka
tidak ada pilihan mewujudkan generasi emas, guru emas panduan utamanya adalah
Al-Quran dan As-Sunnah. Panduan inilah yang dipakai Nabi Muhammad Saw dulunya
untuk mencetak generasi emas shahabat. Tentu saja dua panduan ini harus menjadi
rujukan utama para guru hari ini dan masa depan kalau ingin melahirkan
generasi-generasi terbaik di akhir zaman ini.
Kondisi
zaman yang kita rasakan dan anak-anak hidup dizaman seperti itu hari ini, maka
mewujudkan generasi-generasi emas sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw
adalah sebuah kemestian. Generasi-generasi yang akan mengambil alih peradaban
ini dan mengembalikan manusia kepada fitrahnya, kepada Islam yang rahmatan lil
‘alamin.
Hari
ini manusia sudah banyak yang keluar dari fitrahnya, meluasnya dan
merajalelanya kemaksiatan, kehidupan generasi muda yang sudah sangat jauh dari
nilai-nilai agama islam, orang tua yang sudah tidak peduli lagi dengan
nilai-nilai agama anaknya, akibatnya terjadinya pergaulan bebas, narkotika,
guru yang tidak faham lagi bagaimana membangun kharakter anak didik karena
hanya disibukkan dengan transfer ilmu semata tanpa adanya ruh dan penanaman
nilai-nilai agama.
Inilah
tugas berat guru masa depan untuk mengembalikan pendidikan kepada penananam
nilai-nilai ilahiyah, memiliki pemahaman aqidah yang lurus, mampu beribadah
secara benar sesuai tuntunan syariat, pendidikan yang menghasilkan generasi
berkharakter islami, berakhlaqul karimah, memiliki ilmu dan wawasan yang luas,
serta memiliki jiwa dan fisik yang kuat. Intinya pendidikan yang menjadikan manusia
kembali kepada fitrahnya sebagai manusia hamba Allah swt.
Tugas
berat guru ini akan menjadi semakin berat ketika lingkungan tidak mendukung,
orang tua tidak mensupport. Oleh karenanya kerjasama semua pihak sangat
diharapkan, baik dari diri anak peserta didik itu sendiri, orang tua di rumah,
lingkungan masyarakat serta sekolah. Kerjasama ini harus terjalin satu sama
lain dengan erat dan harmonis yang dilandasi dengan semangat ukhuwah islamiyah
sehingga membangun generasi emas adalah sebuah kesadaran bersama akan kebutuhan
kebutuhan ummat ini, kebutuhan peradaban ini akan generasi yang akan
melanjutkan dan mengendalikan serta memegang kekuasaan dimasa mendatang. Semoga
kerja-kerja kita ini dimudahkan oleh Allah swt dan amal ibadah ini menjadi
pemberat timbangan kebaikan kita diakhirat kelak. Amiin
0 Response to "Menjadi Guru Emas Masa Depan"
Posting Komentar